Pages

Poem #13 Hope

Thursday, 27 August 2020

I believe in future me

There is still hope to be who I wanna be

I’m no longer listen to what they say

Or perhaps what my other side says

Just trying to get to know myself more everyday

Sail my dream boat to a better place

See the good besides the worst phase

Have to stop right there

Don’t compare anymore

There are different path for a bright future

I know you have good intention for the future

I put my trust in you from now on

But please don’t let us down

Not because they told you so

But because you aspire so

Poem #12 Stressed

This feels like nightmare

Nobody care even for a second to spare

Is it wrong to feel  this way?

The feeling of doesn’t want to be exist anymore even just a day

But kinda afraid to die too soon anyway

But still too much to bare

Was I ungrateful? Was I being retarded?

Too exhausted to think about it in this head

After all this time I only wanna be happy

Spend everyday cheerfully

And smile as I forget the rest

Poem #11 Memori yang Teristimewa

 

Memori Yang Teristimewa

 

Rintikan air turun dari langit kelabu abadi

Dersik lembut memeluk insan yang memandangi

Perasaan emosional datang tanpa aba-aba

Kenangan masa lalu terungkap kembali

Seketika teringat akan goresan pena sang risalah hati

                

Aku melihat kaleidoskop kenangan

Masa terindah bersama kawan

Memori teristimewa penuh kesan

Dulu sang bagaskara adalah penonton setia

Dari persahabatan sekawan yang berharap menua bersama

 

Kawan.. masih ingatkah canda tawa kala itu

Senantiasa mewarnai hari candramawaku

Renjana berkobar dalam kalbu

Sang nirwana sebagai saksi bisu

Petualangan kita di bangku sekolah dahulu

 

Maafkan jika untaian kata ini terdengar klise

Aku hanya ingin mencurahkan rasa syukur dalam dada

Sebab kau telah menjadi pendengar setia

Tempatku menceritakan kehidupan yang penuh asa

Baik tentang kenestapaan maupun harsa

Poem #10 Dunia yang Tak Lagi Sama

Tuesday, 18 August 2020

Dunia yang Tak Lagi Sama

 

Warsa ini memang berbeda dari yang dibayangkan 

Peristiwa membuana dialami tiap insan

Semua ini nyata dan bukan retorika semata

Janganlah menutup mata dan telinga seolah ini fatamorgana 

Prahara pandemi yang menyayat sukma bagai teriris sembilu


Dusta bila tidak merasa nestapa saat membuka mata 

Raga ini seolah gamang akibat anarki yang membelenggu

Korban yang berjatuhan membuat masygul membabi buta 

Perasaan gundah terus terpatri dalam kalbu

Kapan semua ini berakhir?

 

Sudah saatnya menghadapi pahitnya realita dengan beradaptasi 

Sekuat tenaga mendekap satu sama lain saling melindungi

Menghalau tragedi menyedihkan yang menghantui 

Rasa peduli harus dimiliki tiap individu bagai intuisi

Senantiasa memahami aturan krusial untuk dipatuhi

Tolong jaga jarakmu dan pelihara kebersihan diri secara mandiri

 

Pro-kontra kala ini seperti hal yang biasa

Rasa egois akan menghasut siapa saja yang lara 

Tetaplah bergerilya walau dunia tak lagi sama 

Beraktivitas di rumah demi kemaslahatan bersama 

Berharap semua aspek kembali seperti sedia kala


Terdayuh hati ini merindukan harsa untuk segera menyapa 

Silih berganti hirap asa karena kehilangan yang dicinta

Kepelikan yang meradang begitu problematik hingga meneteskan air mata 

Jutaan jiwa sekarat tanpa pandang bulu

Nyawa, karier, perekonomian andam karam menyisakan histori pilu

 

Jangan biarkan berita bohong menguasai akal budiman

Hiraukan bisikan opini ambigu yang tak dapat dipertanggungjawabkan 

Kritis memilah informasi yang dapat menyesatkan pendirian

Mereka memutar balik data menjadi sporadis dibuatnya 

Berpeganglah pada pandangan yang menjunjung tinggi fakta


Tanyakan pada dirimu wahai insan cendekia

Masih adakah humanisme dalam pribadimu yang nirmala 

Mereka sang pahlawan medis mempertaruhkan nyawa Menyelamatkan kaum yang sungguh tak berdaya

Laksana sosok perwira yang mendamba kehidupan sentosa



Tak terhitung tentara medis yang berjatuhan tiap detiknya 

Melawan segala risiko yang kejam mencekik daksa 

Mengerahkan kemampuan terbaik sebagaimana sumpahnya 

Loyalitas tanpa batas yang pantas diapresiasi sarwa 

Prioritasnya hanyalah kesembuhan yang seutuhnya


Lingkar pendidikan tak luput jadi sasaran empuk kuasa pandemi 

Mau tak mau sekolah harus ditutup rapat demi keselamatan 

Pelajar terbatasi untuk menimba ilmu di tempat yang mesti 

Sistem daring tak cukup sangkil bagi sebagian kalangan

Tapi jangan sampai karsanya pupus asa sampai di sini



Jangan mudah menyerah pada sandiwara kehidupan 

Kencangkan sabuk pengaman tetap kobarkan impian 

Bertahan hingga akhir walau terkadang situasi menyulitkan

Krisis menghadang dunia bagai bertamu tanpa permisi pada tuan 

Dekap senyuman amerta sembari melangkah ke depan


Andai semua mara ini hanya mimpi terburuk yang menyiksa 

Lalu terbangun esok pagi dan kembali semula

Segala angan jadikan sebagai doa yang dipanjatkan pada-Nya 

Agar kemalangan ini dapat usai segera

Semoga kabar gembira cepat datang bersama banda jelita


Berbicara tentang asa pasti ingin yang teristimewa 

Berharap pandemi yang tak diinginkan ini pergi aksa 

Supaya khalayak dapat hidup riang sentosa

Tak lupa mengucap syukur dan rajin berdoa

Agar kebaikan tercurah dan penderitaan lekas sirna 

Poem #9 Mimpi Lama yang Tetap Sama

Wednesday, 12 August 2020

 Mimpi Lama yang Tetap Sama

 

Terdengar derap langkah kaki penuh keyakinan

Berusaha memupuk rasa percaya diri

Matanya berbinar memandang gerbang impian

Berharap agar semesta dapat berpihak padanya kali ini

 

Bersiap hati dari segala kemungkinan

Berbahagia karena karsa berganti jadi asa yang sempat tertahan

Impiannya sejak dulu tak pernah berganti haluan

Senantiasa singgah dalam kalbu yang berangan

 

Menurutnya.. tidak ada mimpi yang kecil

Setiap insan berhak bermimpi dan berusaha meraihnya

Tak ada kata terlambat dalam memimpikan suatu hal

Tapi hendaknya tidak terlarut dalam posesi yang mara

 

Rasa letih dan penat yang menyayat hati

Akan terganti dengan kegembiraan abadi

Peluh yang dulu membasahi dahi

Segera tergantikan oleh air mata bahagia dalam sanubari

 

Semoga harsa segera menyapa

Mereka yang senantiasa berusaha dan memanjatkan doa

Menggapai impian yang sangat besar dalam atma

Demi masa depan cerah nirmala

Poem #8 Yang Terkasih Selamanya

Saturday, 8 August 2020

 

Yang Terkasih Selamanya

Mereka memang tegas                    

Mendidik anak-anaknya hingga pantas

Tidak hentinya memanjatkan doa kepada-Nya

Tanpa lelah mendukung buah hatinya

 

Terbesit sejenak dalam pikiran

Bayangan buruk tentang kepergian

Begitu nestapa diri ini membayangkan

Rasa sendu menyerbu dalam kalbu

 

Aku selalu mendoakan

Agar kebahagiaan senantiasa tercurah

Agar harsa menjadi pendamping setia

Di manapun kaki melangkah

 

Cinta dan kasih ini bukan angan-angan

Rasa takut kehilangan sosok renjana dalam kehidupan

Mungkin aku egois jika meminta satu hal

Jangan tinggalkan aku sendiri di semesta yang fana ini

Poem #7 Yang Terindah

 

Yang Terindah

Senyumnya yang indah merekah

Mewarnai hariku yang kelabu

Tawa dan harsa sebagai saksi bisu

Renjana yang berkobar dalam kalbu

 

Pikiran buruk kian menyerbu

Hati terdayuh saat membayangkan

Risalah hati membuat masygul menggebu

Raga ini gamang seolah terusik

 

Goresan pena pada romansa ini

Janganlah sampai terhenti di sini

Biarlah sang bagaskara menjadi penonton setia

Dari dua sukma yang berpegang pada janji hingga menua

 

Tolong jaga perasaanku

Jangan jadikan sendu sebagai nama tengahku

Berjanjilah pada insan setia ini

Bersemailah dalam jiwaku selamanya

Poem #6 Theodore Finch

Sunday, 26 July 2020


The darkness surrounds you..
As if black clouds crashing you down..
One day it becomes madness..
The other day..
You are all the colours in one..
At full brightness..
They call you names..
You sit inside pain and broken..
But you are more than what people are thinking..

I beg you to say something..
How you are truly feel..
Because I will be listening..
You might think that people wont care..
But I have time to spare..
I can feel that you are hurting..
But again.. please stay strong!
I can assure you that immediately..
Happiness is waiting for you to say ‘Hello’..

There is no one to be blamed..
After all..
We are survivors here..

Poem #5 Aku Butuh


Aku Butuh
Oleh: Nadia Wahyuningsih
Terasa melelahkan..
Raga dan pikiran ini merindukan kedamaian..
Seketika, hati ini berbisik menanyakan..
Kapan hari itu datang..
Saat di mana tubuh ini dapat tertidur tenang..
Merasakan sepi nan sunyi yang harmoni..
Menarik diri dari hidup penuh sandiwara ini..
Mengistirahatkan perasaan yang membara..

Aku menutup mata..
Merasakan ketenangan dalam kalbu..
Dunia mimpi berbisik..
Memanggil nama ini..
Melupakan segala kekhawatiran tentang esok hari..
Mengabaikan sejenak permasalahan duniawi..
Saat ini aku tersadar..
Tidur panjang adalah hal yang kubutuhkan..

Poem #4 Healing


The moment when she realizes..
Pretending is not the right thing..
Hiding yourself from the world..
Will not change anything..
Just be truth for who we really are..

Take your time to heal..
To understand that this messiness is real..
It might be so hard..
But we must rise up..

It takes so much courage..
Be ready for the next page..
Because at the end of the day..
The new chapter of your life..
Is waiting for you to dive in..

Poem #3 Expectations


“Don’t worry” they said..
Smile and don’t let it fade..
Sounds not that easy by heart..
But don’t let your feelings fall apart..
They said “don’t cry”..
Just give it a try..
But again, what hurts me the most..
Is my own expectation.

Poem #2 Letting Go


It is always never too late to let go..
The selfishness that we might undergo..
Can you feel it..
The fire inside this chest..
Feels like despair that invest..
Taking over such soul and mind..
Pretend that everything is fine..
Covering wound with a smile..
As the night illuminated by the moon..
Hoping it can settle altogether soon..

Poem #1 Fighting For


those convincing steps..
the glimmering eyes..
wishing that today..
the universe would stand for her.
hoping if today..
what she wishes will become forever.

Laporan Praktikum Online Diversitas Flora dan SPT (Solanum tuberosum/Kentang dan Phalaenopsis amabilis/Anggrek Bulan)

Monday, 25 May 2020



Nama: Nadia Wahyuningsih
NIM   : 195090100111016
Kelas: Biologi A



Solanum tuberosum L.

 a. Morfologi
   Tumbuhan kentang memiliki  nama local kentang (Jawa), gantang (Aceh), sie (Irian Jaya), kapune walanda (Sulawesi Utara),  alatape (Gorontalo), dan memiliki nama ilmiah  Solanum tuberosum L. (Pitojo, 2004). Tumbuhan kentang  memiliki beberapa ciri morfologi, yaitu sebagai tumbuhan dengan habitus herba, tanaman kentang merupakan tanaman semusim atau annual yang berbentuk rumput atau bertipe semak. Kentang dapat ditanam lebih optimal di daerah dataran tinggi atau pegunungan yang memiliki ketinggial lebih dari 700 m dpl (Utami dkk., 2015). Selain itu, tinggi tanaman ini sangat bervariasi dan dapat tumbuh hingga mencapat 100 cm atau sekitar 40 inci (Kesaulya dkk. 2015).
                Tanaman kentang memiliki akar yang berada di bagian atas tanah dan berkaitan dengan banyak partikel tanah sehingga dapat memperkokoh kentang agar dapat berdiri tegak. Fungsi dari system akar pada tanaman kentang adalah untuk menyerap air dan zat-zat hara dari dalam tanah. System perakaran yang dimiliki oleh kentang tidak dapat masuk secara dalam ke dalam tanah tersebut sehingga tingkat kesuburan tanah pada bagian atas sangat berpengaruh dan menentukan perkembangan perakaran dan perkembangan tanaman kentang tersebut. Tumbuhan kentang yang berasal dari biji memiliki system akar tunggang yang berasal dari radikula yang dapat tumbuh ke bawah dan dapat mencapai kedalaman hingga 45 cm. Akar serabut dapat tumbuh dari akar tunggang yang telah tumbuh sebelumnya. Selain itu, stolon dapat tumbuh dari bagian ketiak keeping biji setelah batang tanaman kentang tumbuh hingga beberapa sentimeter. Stolon tumbuh di dalam tanah, arah tumbuhnya mendatar ke samping, dan dapat membentuk umbi yang berukuran kecil di bagian ujung. Tumbuhan kentang yang berasal dari umbi dapat memiliki jenis akar serabut yang kecil dan berwarna putih (Pitojo, 2004).
               Kentang memiliki bagian batang di atas permukaan tanah, berwarna hijau, kemerahan, atau ungu tua. Warna dari batang kentang tersebut dipengaruhi oleh usia tanaman, kondisi lingkungan, kesuburan tanah, dan persediaan air di dalam tanah. Tanaman kentang memiliki bagian batang yang bersudut, bersayap, berongga, dan tidak berkayu, kecuali pada bagian bawah yang tua. Bagian batang pada tanaman kentang tidak cukup kuat dalam menahan terpaan angin; tumbuh ke atas, tegak, menyebar, atau menjalar. Tumbuhan kentang yang berasal dari biji memiliki satu batang utama, sedangkan tanaman yang berasal dari umbi dapat memiliki lebih dari satu batang utama. Ukuran batang yang berasal dari tanaman biji lebih kecil dibandingkan dengan batang tanaman yang berasal dari umbi (Pitojo, 2004).
                  Tumbuhan kentang juga memiliki tipe daun yang majemuk dan menempel di satu tangkai atau rachis. Jumlah helai daun pada umumnya ganjil, berhadapan, dan memiliki pasangan daun kecil atau daun sela. Selain itu, bagian pangkal daun majemuk memiliki sepasang daun kecil atau daun penumpu yang disebut juga sebagai stipula. Daun tanaman kentang memiliki tangkai lembar daun atau petioles yang sangat pendek dan terlihat seperti duduk. Warna daun ini adalah hijau muda sampai hijau gelap dan pada permukaan atas tertutupi oleh rambut halus (Sunaryono, 2007).
                  Kentang memiliki bunga yang bentuknya seperti terompet dan berada di bagian ujung cabang. Selain itu, bagian kelopak bunga berwarna hijau dan memiliki 5 helai. Bagian mahkota lebar dan bercangap lima, berwarna putih atau ungu. Bunga tersebut memiliki warna yang berkorelasi dengan warna batang dan kulit umbi. Bunga kentang termasuk bunga sempurna atau hermaphrodit atau berumah satu (monoecus) yang memiliki organ jantan dan organ betina. Organ jantan pada bunga yang dimiliki oleh kentang adalah stamen atau androecium, sedangkan organ betina adalah kepala putik (stigma), tangkai putik (stylus), dan bakal buah (ovarium) yang disebut sebagai pistillum atau gynoecium. Jumlah benang sari 5 buah dengan tepung sari yang terdapat dalam kantong (anther) yang bulat dan panjang. Anther tersebut memiliki 2 ruang yang disebut sebagai locus, tangkainya pendek dan melekat di bagian dasar bakal buah. Posisi dari benang sari secara umum lebih rendah dibandingkan putik. Bunga pada kentang memiliki tepung sari yang kering sehingga mudah terhambur keluar jika telah matang. Selain itu, putik lebih cepat matang atau reseptif dibandingkan tepung sari (Sunaryono, 2007).
              Tanaman ini memiliki buah yang berada di dalam tandan, bentuknya bulat, memiliki ukuran seperti kelereng, ketika muda berwarna hijau, dan ketika sudah dewasa menjadi hitam. Setiap buah berisi lebih dari 500 biji yang berwarna putih kekuningan. Tumbuhan kentang ini akan mati jika telah berbunga dan berbuah (Sunaryono, 2007). Bakal buah akan membesar dan berkembang menjadi buah setelah terjadi penyerbukan. Buah memiliki diameter 2,5 cm dan matang setelah 6-8 minggu setelah penyerbukan (Pitojo, 2004).
                  Kentang juga memiliki biji yang berukuran kecil dengan diameter 0,5 mm dan lebih kecil jika dibandingkan dengan biji tomat, biji terung, atau biji paprika. Biji pada kentang mengalami dormansi sekitar enam bulan, namun dapat dipatahkan dengan perendaman dalam larutan asam giberelat 2000 ppm selama 24 jam. Selain itu, kemampuan biji untuk berkecambah dapat menurun setelah 8-12 bulan jika disimpan dalam suhu kamar (Pitojo, 2004).
           Tumbuhan kentang merupakan tanaman dengan jenis umbi batang yang terbentuk dari pembesaran ujung stolon; mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Kandungan air adalah 80% dan merupakan komposisi terbesar. Varietas dari kentang memengaruhi bentuk umbi, mata tunas, warna kulit, dan warna daging umbi. Umbi kentang berbentuk bulat lonjong, meruncing, dan ukurannya bervariasi. Umbi kentang muda dilapisi oleh epidermis 1 cm dan menghasilkan periderm sehingga umbi kentang yang tua memiliki enam lapis periderm. Kulit umbi sangat tipis, berwrna putih hingga keunguan. Selain itu, daging pada umbi kentang berwarna putih, kuning, atau kemerahan. Bagian mata tunas tersusun secara spiral di bagian luar dan di dekat kulit umbi. Mata tunas tertua berada di pangkal umbi dan jumlah mata tunas adalah sekitar 2-14 buah. Umbi kentang secara umum mengalami masa dormansi sekitar 3-4 bulan (Pitojo, 2004).  
(Nurchayati dkk., 2019), (Samadi, 2007), dan (Zuno-Floriano dkk., 2012)

Gambar 1. Kentang (Solanum tuberosum) (a) habitus, (b) akar, (c) umbi, (d) daging umbi, (e) batang, (f) daun., (g) bunga, (h) buah.

   b. Habitat dan Distribusi
Tanaman kentang memiliki habitat yang sangat luas di tempat terrestrial, tropis, dan subtropics. Kentang dapat tumbuh pada ketinggian 0 m dpl hingga lebih dari 1600 m dpl dan di daerah kering hingga daerah yang basah atau lembap dengan curah hujan yang rendah-tinggi, dan di berbagai jenis tanah. Jenis kentang liar dapat ditemukan di padang rumput, hutan campuran, hutan terbuka, pinggir hutan, kebun, pinggir sungai, lading, dan lahan marginal. Kentang tumbuh secara optimal dengan dukungan air yang cukup dan suhu yang stabil. Kondisi yang ekstrim, seperti kekeringan dan suhu rendah dapat menghambat perbungaan. Kentang memiliki pusat keanekaragaman di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Hariri&Irsyam, 2018). Kentang juga tersebar di Spanyol, yaitu di pegunungan Andalusia. Selain itu, kentang juga tersebar di Portugal, Italia, Austria, Jerman, Swiss, Prancis, Inggris, Rusia, Skotlandia, Irlandia, Norwegia, Swedia, dan Denmark. Tanaman ini tersebar di Asia, seperti di Jepang lalu di Indonesia, yaitu di Lembang, Cisarua, Pacet, Sindanglaya, Pangalengan, Cikajang, Garut, Maja, Majalengka, Pegunungan Dieng, Pegunungan Tengger, dan Pujon. Tumbuhan ini secara luas dibudidayakan di Tanah Kro, Padang, Jambi, Bengkulu, Sumatra Selatan, Makassar, Bali, dan Flores (Pitojo, 2004).
Kentang adalah tanaman yang berasal dari benua Eropa. Tanaman ini memiliki pusat keanekaragaman genetic yang juga merupakan sumber aslinya, yaitu Amerika Latin, yaitu Pegunungan Andes di Peru dan Bolivia. Selain itu, kentang dapat ditemukan di Argentina dan Meksiko. Distribusi kentang menyebar secara luas dan merata dan hamper dibudidayakan di setiap Negara, kentang juga dibudidayakan di Spanyol, Inggris, Asia, dan Afrika. Tanaman ini telah dibudidayakan di Indonesia, yaitu di Cimahi, Bandung. Selain itu, kentang juga dibudidayakan di Cibodas, Sumberberantas, Wonosobo, Karo, dan Flores. Saat ini, kentang telah menyebar secara luas di dataran tinggi Indonesia (Sunaryono, 2007). Tumbuhan ini dapat tumbuh di Indonesia, tetapi tidak dapat dibudidayakan di Singapura karena membutuhkan tempat yang sejuk dan lembap

   c. Kegunaan/Peran
Tanaman kentang memiliki kegunaan atau peran yang penting karena kentang merupakan salah satu jenis makanan pokok dan komoditas hortikultura kelompok sayuran yang menghasilkan karbohidrat dan dikonsumsi oleh banyak orang di beberapa Negara. Tingkat konsumsi kentang di Irlandia adalah 141 kg/kapita, di Inggris 109 109 kg/kapita, dan di Indonesia kurang dari 5 kg/kapita (Pitojo, 2004). Selain itu, kentang juga memiliki kandungan mineral natrium dan alkalin yang tinggi. Tanaman ini dapat meningkatkan tingkat pH pada tubuh yang terlalu asam, memperbaiki kerja hati, dan dapat membantu membuat jaringan pada hati sehingga lebih elastis, melenturkan otot, dan memenuhi kebutuhan mineral di dalam tubuh. Tanaman ini dapat diolah menjadi sup dan dapat membantu mengobati asam urat, ginjal, dan lambung (Adi, 2007)

 d. Klasifikasi
              Klasifikasi dari kentang atau Solanum tuberosum L. adalah (Pitojo, 2004)
Kingdom  : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas        : Dicotyledonae
Ordo         : Tubiflorae
Famili       : Solanaceae
Genus       : Solanum
Sub-genus: Pachystemonum
Spesies     : Solanum tuberosum L.

   e. Referensi
Adi, L. T. 2007. Terapi Herbal Berdasarkan Golongan Darah. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Hariri, M. R&A. S. D. Irsyam. 2018. Catatan Tentang Solanum diphyllum L. (Solanaceae) Ternaturalisasi di Pulau Jawa. AL-KAUNIYAH Journal of Biology 11(1): 25-32.
Kesaulya, H., Baharuddin, B. Zakaria&S. A. Syaiful. 2015. Morphological Characteristic of Potato (Solanum tuberosum L.) Variety Hartapel Origin South Buru-Molucas. International Journal of Current Research in Bioscience and Plant Biology 2(2): 15-21.
Nurchayati, Y., N. Setiari, N. K. Dewi,&F. S. Meinaswati. 2019. Karakterisasi morfologi dan fisiologi dari tiga varietas kentang (Solanum tuberosum L.) di Kabupaten Magelang Jawa Tengah. NICHE Journal of Tropical Biology 2(2): 38-45.
Pitojo, S. 2004. Penangkaran Benih Kentang. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Samadi, S. 2007. Kentang dan Analisis Usaha Tani. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Sunaryono, H. H. 2007. Petunjuk Praktis Budidaya Kentang. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Utami, G. R., M. S. Rahayu&A. Setiawan. 2015. Penanganan Budidaya Kentang (Solanum tuberosum L.) di Bandung, Jawa Barat. Buletin Agrohorti 3(1): 105-109.
Zuno-Floriano, F. G., M. G. Miller, M. L. Aldana-Madrid, M. J. Hengel, N. W. Gaikwad, V. Tolstikov&A. G. Contreras-Cortes. 2012. Effects of Acinetobacter sp on Metalaxyl Degradation and Metabolite Profile of Potato Seedlings (Solanum tuberosum L.) Alpha Variety PLOS ONE 7(2):e31221. https://doi.org/10.1371/journal.pone 0031221.



      
  
 Phalaenopsis amabilis (L.) Blume

      a. Morfologi
             Tumbuhan anggrek bulan memiliki nama local anggrek menur (Jawa Barat), anggrek wulan (Bali), anggrek terbang (Maluku), dan nama yang paling umum adalah anggrek bulan. Bunga anggrek bulan ini termasuk ke dalam jenis tumbuhan dengan lama hidup perennial dan memiliki tinggi yang sangat bervariasi hingga mencapai 0,3 meter. Susunan anggrek bulan terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Akar anggrek bulan terdiri atas dua jenis, yaitu akar lekat dan akar udara. Akar lekat memiliki fungsi untuk melekat dan menahan tanaman agar senantiasa berada di posisinya. Akar udara berfungsi untuk proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman karena akar ini dapat menyerap unsur hara (Rukmana, 2000). Selain itu, akar anggrek bulan cukup lunak, berlendir, dan sedikit lengket. Akar anggrek bulan meruncing di bagian ujungnya dan untuk anggrek monopodial memiliki akar aerial nerwarna hijau. Fungsi dari akar ini adalah untuk menyerap air dari udara (Wagiman&Sitanggang, 2007). Akar tanaman anggrek bulan menempel pada batang atau tanaman lain dan mengikuti bentuk permukaan batang tempat ia menempel. Akar tanaman ini hamper tidak memiliki rambut di permukaannya (Iswanto, 2005)
             Tumbuhan anggrek bulan memiliki batang yang sangat pendek dan terkadang tidak terlihat karena tertutupi oleh pelepah daun. Batang dari anggrek bulan memiliki tipe batang simpodial yang pada bagian ujung batangnya tumbuh ke satu arah saja, yaitu ke atas dan secara terbatas (Rukmana, 2000). Selain itu, pertumbuhan dari batang anggrek bulan tidak terlihat. Anggrek ini tidak menghasilkan umbi semu seperti pada anggrek lainnya. Selain itu, anggrek ini memiliki akar-akar udara di sepanjang batangnya yang berfungsi untuk mencari makanan sambil merekatkan dirinya pada benda-benda di sekitar sehingga batang tersebut tetap tegak (Iswanto, 2005).
                 Anggrek memiliki daun yang bebentuk memanjang dan memiliki panjang 20 cm hingga 30 cm dengan lebar 3 cm hingga 12 cm. Selain itu, daun tanaman anggrek bulan memiliki daging yang tebal dan warna daunnya berwarna hijau gelap hingga hijau muda (Rukmana, 2000). Selain itu, daun anggrek memiliki letak tumbuh yang saling berhadapan atau berpasangan dan tersusun di buku batang (Wagiman&Sitanggang, 2007). Bunga anggrek bulan memiliki daun berjumlah 2 sampai 7 helai, berbentuk elips yang memanjang dengan bagian ujungnya melebar. Daun tanaman ini memiliki tekstur yang halus pada bagian permukaannya, tebal, dan berwarna hijau tua di bagian permukaan atas (Iswanto, 2005)
              Tumbuhan anggrek bulan memiliki tipe pertumbuhan bunga pleurente yang artinya karangan bunganya atau inflorescentia tumbuh dari bagian pangkal atau samping batang. Bunga anggrek bulan tersusun dalam suatu rangkaian yang berbentuk tandan bercabang. Bunga anggrek bulan juga memilki tangkai bunga yang panjangnya bervariasi, yaitu antara 15 cm sampai dengan z100 cm. Bunga anggrek juga memiliki jumlah bunga yang cukup bervariasi, yaitu 3 hingga 25 buah atau lebih. Bunga anggrek bulan memiliki 3 sepal daun bunga atau calyx, 3 petal daun mahkota bunga atau corolla, dan 1 putik dan benang sari yang menyatu atau disebut dengan gynostenium. Calyx yang dimiliki oleh bunga anggrek ini berbentuk lanset dengan ujungnya yang sedikit runcing. Bagian daun mahkota atau corolla berbentuk lingkaran dan lebar, dengan pangkal yang berukuran kecil dan ujungnya yang tumpul. Satu helai daun mahkota pada bunga anggrek bulan berubah bentuk dan fungsi menjadi bibir bunga yang memiliki taju sebanyak tiga helai dan kecil. Warna dari bunga anggrek bulan sangat bervariasi, yaitu putih, putih kekuningan, merah, ungu, dan kombinasi (Rukmana, 2000). Tangkai bunga anggrek bulan terkadang bercabang, berbentuk silindris, dan berdiameter 2 sampai 3 mm. Bunga ini memiliki wujud yang sangat indah dengan diameter 5 sampai dengan 10 cm dan jika telah merekah akan berbentuk bulat penuh sehingga terlihat seperti bulan (Iswanto, 2005).
                 Bunga anggrek bulan memiliki buah yang berbentuk jorong dan bergaris dan memiliki panjang hingga 10 cm atau lebih. Jenis buah yang masih muda berwarna hijau dan saat matang menjadi kecoklatan dan kering. Jika buah yang telah tua ini dibelah, maka terdapat suatu lapisan seperti kapas yang terdapat biji bunga ini. Biji yang dimiliki oleh bunga ini mirip seperti tepung dan berwarna kuning dan kecoklatan. Bagian biji ini tidak mengandung bahan makanan apapun sehingga perlu tumbuh dalam medium agar dapat digunakan sebagai bahan perkembangbiakan secara generative (Rukmana, 2000). Buah anggrek bulan berbentuk capsular yang berbelah enam dan jika telah matang akan merekah. Biji dari anggrek bulan kecil sekali dan terdapat ribuan biji. Biji ini tidak mengandung endosperma atau cadangan makanan sehingga sangat perlu kontribusi dari mikroriza agar senantiasa hidup dan dapat menghasilkan makanan (Wagiman & Sitanggang 2007).
(Rukmana, 2000), (Wagiman & Sitanggang, 2007), (Iswanto, 2005) & (Wang & Chang, 2017).

 Gambar 2. Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) (a) bunga, (b) habitus (dalam pot),  (c) akar, (d) daun,  (e) biji, (f) buah.

       b. Habitat dan Distribusi
           Tumbuhan anggrek bulan memiliki habitat asli di hutan hujan tropis yang teduh dan lingkungannya lembap. Persebaran atau distribusi dari anggrek bulan sangat luas, yaitu Sumatra Barat, Pulau Jawa, Kalimantan, Brunei Darussalam, dan Sabah. Anggrek bulan juga dapat ditemukan di Filipina yang disebut sebagai anggrek yang mirip kupu-kupu, yaitu di Kepulauan Mindanau bagian selatan. Bunga anggrek bulan juga dapat ditemukan di bagian timur Indonesia, yaitu di Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua Nugini. Selain itu, bunga anggrek bulan dapat ditemukan di Kepulauan Bismarck, Pulau Britania Baru, dan Irlandia Baru di bagian Lautan Pasifik. Bunga ini juga dapat tumbuh di Australia, yaitu di Queensland Utara. Anggrek bulan dapat tumbuh secara optimal di dataran rendah sampai ketinggian 700 m dpl (Iswanto, 2005).

       c. Kegunaan atau Peranan
                   Tanaman Phalaenopsis amabilis memiliki banyak manfaat atau peran, yaitu sebagai pot plant dan bunga potong. Bunga ini dapat dimanfaatkan sebagai penghias ruangan (Angkasa, 2018). Selain itu, bunga anggrek bulan juga dapat dimanfaatkan sebagai obat herbal. Bunga ini merupakan tanaman rumah sehingga semua orang dapat menanam bunga ini. Kita dapat menanam bunga ini tanpa harus memiliki lahan atau tempat khusus untuk memelihara bunga tersebut (Junaedhie, 2014).

      d. Klasifikasi
                      Klasifikasi dari anggrek bulan atau Phalaenopsis amabilis L. adalah (Rukmana, 2000).
Kingdom : Plantae
Divisi       : Spermatophyta
Subdivisi  : Anguospermae
Kelas        : Monocotyledonae
Ordo         : Orchidales
Famili       : Orchidaceae
Genus       : Phalaenopsis
Spesies     : Phalaenopsis amabilis L.

   e. Referensi
Angkasa, S. 2018. Cara Agar Anggrek Bulan Rajin Berbunga. PT Tribus Swadaya. Depok.
Iswanto, H. 2005. Merawat dan Membungakan Anggrek Phalaenopsis. PT AgroMedia Pustaka. Depok
Junaedhie, K. 2014. Membuat Anggrek Pasti Berbunga. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta.
Rukmana, R. 2000. Budidaya Anggrek Bulan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Wagiman&M. Sitanggang. 2007. Menanam dan Membungakan Anggrek di Pekarangan Rumah. PT AgroMedia. Depok.
Wang, Yin-Tung&Y. A. Chang. 2017. Effects of Nitrogen and the Various Forms of Nitrogen on Phalaenopsis Orchid. HoriTechnology 27(2): 144-149.







 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS