Pages

Poem #10 Dunia yang Tak Lagi Sama

Tuesday, 18 August 2020

Dunia yang Tak Lagi Sama

 

Warsa ini memang berbeda dari yang dibayangkan 

Peristiwa membuana dialami tiap insan

Semua ini nyata dan bukan retorika semata

Janganlah menutup mata dan telinga seolah ini fatamorgana 

Prahara pandemi yang menyayat sukma bagai teriris sembilu


Dusta bila tidak merasa nestapa saat membuka mata 

Raga ini seolah gamang akibat anarki yang membelenggu

Korban yang berjatuhan membuat masygul membabi buta 

Perasaan gundah terus terpatri dalam kalbu

Kapan semua ini berakhir?

 

Sudah saatnya menghadapi pahitnya realita dengan beradaptasi 

Sekuat tenaga mendekap satu sama lain saling melindungi

Menghalau tragedi menyedihkan yang menghantui 

Rasa peduli harus dimiliki tiap individu bagai intuisi

Senantiasa memahami aturan krusial untuk dipatuhi

Tolong jaga jarakmu dan pelihara kebersihan diri secara mandiri

 

Pro-kontra kala ini seperti hal yang biasa

Rasa egois akan menghasut siapa saja yang lara 

Tetaplah bergerilya walau dunia tak lagi sama 

Beraktivitas di rumah demi kemaslahatan bersama 

Berharap semua aspek kembali seperti sedia kala


Terdayuh hati ini merindukan harsa untuk segera menyapa 

Silih berganti hirap asa karena kehilangan yang dicinta

Kepelikan yang meradang begitu problematik hingga meneteskan air mata 

Jutaan jiwa sekarat tanpa pandang bulu

Nyawa, karier, perekonomian andam karam menyisakan histori pilu

 

Jangan biarkan berita bohong menguasai akal budiman

Hiraukan bisikan opini ambigu yang tak dapat dipertanggungjawabkan 

Kritis memilah informasi yang dapat menyesatkan pendirian

Mereka memutar balik data menjadi sporadis dibuatnya 

Berpeganglah pada pandangan yang menjunjung tinggi fakta


Tanyakan pada dirimu wahai insan cendekia

Masih adakah humanisme dalam pribadimu yang nirmala 

Mereka sang pahlawan medis mempertaruhkan nyawa Menyelamatkan kaum yang sungguh tak berdaya

Laksana sosok perwira yang mendamba kehidupan sentosa



Tak terhitung tentara medis yang berjatuhan tiap detiknya 

Melawan segala risiko yang kejam mencekik daksa 

Mengerahkan kemampuan terbaik sebagaimana sumpahnya 

Loyalitas tanpa batas yang pantas diapresiasi sarwa 

Prioritasnya hanyalah kesembuhan yang seutuhnya


Lingkar pendidikan tak luput jadi sasaran empuk kuasa pandemi 

Mau tak mau sekolah harus ditutup rapat demi keselamatan 

Pelajar terbatasi untuk menimba ilmu di tempat yang mesti 

Sistem daring tak cukup sangkil bagi sebagian kalangan

Tapi jangan sampai karsanya pupus asa sampai di sini



Jangan mudah menyerah pada sandiwara kehidupan 

Kencangkan sabuk pengaman tetap kobarkan impian 

Bertahan hingga akhir walau terkadang situasi menyulitkan

Krisis menghadang dunia bagai bertamu tanpa permisi pada tuan 

Dekap senyuman amerta sembari melangkah ke depan


Andai semua mara ini hanya mimpi terburuk yang menyiksa 

Lalu terbangun esok pagi dan kembali semula

Segala angan jadikan sebagai doa yang dipanjatkan pada-Nya 

Agar kemalangan ini dapat usai segera

Semoga kabar gembira cepat datang bersama banda jelita


Berbicara tentang asa pasti ingin yang teristimewa 

Berharap pandemi yang tak diinginkan ini pergi aksa 

Supaya khalayak dapat hidup riang sentosa

Tak lupa mengucap syukur dan rajin berdoa

Agar kebaikan tercurah dan penderitaan lekas sirna 

No comments:

Post a Comment

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS