Pages

Poem #13 Hope

Thursday, 27 August 2020

I believe in future me

There is still hope to be who I wanna be

I’m no longer listen to what they say

Or perhaps what my other side says

Just trying to get to know myself more everyday

Sail my dream boat to a better place

See the good besides the worst phase

Have to stop right there

Don’t compare anymore

There are different path for a bright future

I know you have good intention for the future

I put my trust in you from now on

But please don’t let us down

Not because they told you so

But because you aspire so

Poem #12 Stressed

This feels like nightmare

Nobody care even for a second to spare

Is it wrong to feel  this way?

The feeling of doesn’t want to be exist anymore even just a day

But kinda afraid to die too soon anyway

But still too much to bare

Was I ungrateful? Was I being retarded?

Too exhausted to think about it in this head

After all this time I only wanna be happy

Spend everyday cheerfully

And smile as I forget the rest

Poem #11 Memori yang Teristimewa

 

Memori Yang Teristimewa

 

Rintikan air turun dari langit kelabu abadi

Dersik lembut memeluk insan yang memandangi

Perasaan emosional datang tanpa aba-aba

Kenangan masa lalu terungkap kembali

Seketika teringat akan goresan pena sang risalah hati

                

Aku melihat kaleidoskop kenangan

Masa terindah bersama kawan

Memori teristimewa penuh kesan

Dulu sang bagaskara adalah penonton setia

Dari persahabatan sekawan yang berharap menua bersama

 

Kawan.. masih ingatkah canda tawa kala itu

Senantiasa mewarnai hari candramawaku

Renjana berkobar dalam kalbu

Sang nirwana sebagai saksi bisu

Petualangan kita di bangku sekolah dahulu

 

Maafkan jika untaian kata ini terdengar klise

Aku hanya ingin mencurahkan rasa syukur dalam dada

Sebab kau telah menjadi pendengar setia

Tempatku menceritakan kehidupan yang penuh asa

Baik tentang kenestapaan maupun harsa

Poem #10 Dunia yang Tak Lagi Sama

Tuesday, 18 August 2020

Dunia yang Tak Lagi Sama

 

Warsa ini memang berbeda dari yang dibayangkan 

Peristiwa membuana dialami tiap insan

Semua ini nyata dan bukan retorika semata

Janganlah menutup mata dan telinga seolah ini fatamorgana 

Prahara pandemi yang menyayat sukma bagai teriris sembilu


Dusta bila tidak merasa nestapa saat membuka mata 

Raga ini seolah gamang akibat anarki yang membelenggu

Korban yang berjatuhan membuat masygul membabi buta 

Perasaan gundah terus terpatri dalam kalbu

Kapan semua ini berakhir?

 

Sudah saatnya menghadapi pahitnya realita dengan beradaptasi 

Sekuat tenaga mendekap satu sama lain saling melindungi

Menghalau tragedi menyedihkan yang menghantui 

Rasa peduli harus dimiliki tiap individu bagai intuisi

Senantiasa memahami aturan krusial untuk dipatuhi

Tolong jaga jarakmu dan pelihara kebersihan diri secara mandiri

 

Pro-kontra kala ini seperti hal yang biasa

Rasa egois akan menghasut siapa saja yang lara 

Tetaplah bergerilya walau dunia tak lagi sama 

Beraktivitas di rumah demi kemaslahatan bersama 

Berharap semua aspek kembali seperti sedia kala


Terdayuh hati ini merindukan harsa untuk segera menyapa 

Silih berganti hirap asa karena kehilangan yang dicinta

Kepelikan yang meradang begitu problematik hingga meneteskan air mata 

Jutaan jiwa sekarat tanpa pandang bulu

Nyawa, karier, perekonomian andam karam menyisakan histori pilu

 

Jangan biarkan berita bohong menguasai akal budiman

Hiraukan bisikan opini ambigu yang tak dapat dipertanggungjawabkan 

Kritis memilah informasi yang dapat menyesatkan pendirian

Mereka memutar balik data menjadi sporadis dibuatnya 

Berpeganglah pada pandangan yang menjunjung tinggi fakta


Tanyakan pada dirimu wahai insan cendekia

Masih adakah humanisme dalam pribadimu yang nirmala 

Mereka sang pahlawan medis mempertaruhkan nyawa Menyelamatkan kaum yang sungguh tak berdaya

Laksana sosok perwira yang mendamba kehidupan sentosa



Tak terhitung tentara medis yang berjatuhan tiap detiknya 

Melawan segala risiko yang kejam mencekik daksa 

Mengerahkan kemampuan terbaik sebagaimana sumpahnya 

Loyalitas tanpa batas yang pantas diapresiasi sarwa 

Prioritasnya hanyalah kesembuhan yang seutuhnya


Lingkar pendidikan tak luput jadi sasaran empuk kuasa pandemi 

Mau tak mau sekolah harus ditutup rapat demi keselamatan 

Pelajar terbatasi untuk menimba ilmu di tempat yang mesti 

Sistem daring tak cukup sangkil bagi sebagian kalangan

Tapi jangan sampai karsanya pupus asa sampai di sini



Jangan mudah menyerah pada sandiwara kehidupan 

Kencangkan sabuk pengaman tetap kobarkan impian 

Bertahan hingga akhir walau terkadang situasi menyulitkan

Krisis menghadang dunia bagai bertamu tanpa permisi pada tuan 

Dekap senyuman amerta sembari melangkah ke depan


Andai semua mara ini hanya mimpi terburuk yang menyiksa 

Lalu terbangun esok pagi dan kembali semula

Segala angan jadikan sebagai doa yang dipanjatkan pada-Nya 

Agar kemalangan ini dapat usai segera

Semoga kabar gembira cepat datang bersama banda jelita


Berbicara tentang asa pasti ingin yang teristimewa 

Berharap pandemi yang tak diinginkan ini pergi aksa 

Supaya khalayak dapat hidup riang sentosa

Tak lupa mengucap syukur dan rajin berdoa

Agar kebaikan tercurah dan penderitaan lekas sirna 

Poem #9 Mimpi Lama yang Tetap Sama

Wednesday, 12 August 2020

 Mimpi Lama yang Tetap Sama

 

Terdengar derap langkah kaki penuh keyakinan

Berusaha memupuk rasa percaya diri

Matanya berbinar memandang gerbang impian

Berharap agar semesta dapat berpihak padanya kali ini

 

Bersiap hati dari segala kemungkinan

Berbahagia karena karsa berganti jadi asa yang sempat tertahan

Impiannya sejak dulu tak pernah berganti haluan

Senantiasa singgah dalam kalbu yang berangan

 

Menurutnya.. tidak ada mimpi yang kecil

Setiap insan berhak bermimpi dan berusaha meraihnya

Tak ada kata terlambat dalam memimpikan suatu hal

Tapi hendaknya tidak terlarut dalam posesi yang mara

 

Rasa letih dan penat yang menyayat hati

Akan terganti dengan kegembiraan abadi

Peluh yang dulu membasahi dahi

Segera tergantikan oleh air mata bahagia dalam sanubari

 

Semoga harsa segera menyapa

Mereka yang senantiasa berusaha dan memanjatkan doa

Menggapai impian yang sangat besar dalam atma

Demi masa depan cerah nirmala

Poem #8 Yang Terkasih Selamanya

Saturday, 8 August 2020

 

Yang Terkasih Selamanya

Mereka memang tegas                    

Mendidik anak-anaknya hingga pantas

Tidak hentinya memanjatkan doa kepada-Nya

Tanpa lelah mendukung buah hatinya

 

Terbesit sejenak dalam pikiran

Bayangan buruk tentang kepergian

Begitu nestapa diri ini membayangkan

Rasa sendu menyerbu dalam kalbu

 

Aku selalu mendoakan

Agar kebahagiaan senantiasa tercurah

Agar harsa menjadi pendamping setia

Di manapun kaki melangkah

 

Cinta dan kasih ini bukan angan-angan

Rasa takut kehilangan sosok renjana dalam kehidupan

Mungkin aku egois jika meminta satu hal

Jangan tinggalkan aku sendiri di semesta yang fana ini

Poem #7 Yang Terindah

 

Yang Terindah

Senyumnya yang indah merekah

Mewarnai hariku yang kelabu

Tawa dan harsa sebagai saksi bisu

Renjana yang berkobar dalam kalbu

 

Pikiran buruk kian menyerbu

Hati terdayuh saat membayangkan

Risalah hati membuat masygul menggebu

Raga ini gamang seolah terusik

 

Goresan pena pada romansa ini

Janganlah sampai terhenti di sini

Biarlah sang bagaskara menjadi penonton setia

Dari dua sukma yang berpegang pada janji hingga menua

 

Tolong jaga perasaanku

Jangan jadikan sendu sebagai nama tengahku

Berjanjilah pada insan setia ini

Bersemailah dalam jiwaku selamanya

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS